Cara Diet ala Hong Kong, Dengan Memandang Matahari - Para penggila kebugaran di Hong Kong punya cara baru untuk langsing. Tidak lagi dengan jus sayuran, kamar hipobarik atau rendah tekanan, yang menjadi cara yang ditempuh oleh mereka untuk menurunkan berat badan.
Kali ini cara untuk menjadi langsing itu dilakukan secara gratis. sepuluh wanita tampak menatap langsung ke matahari selama setengah jam, tepat sebelum matahari terbenam di pantai dekat Desa Sam Ka, Lei Yue Mun.
Cara Diet ala Hong Kong, Dengan Memandang Matahari
Cara Diet ala Hong Kong, Dengan Memandang Matahari |
Salah satu wanita tersebut berkata kepada Oriental Daily bahwa dengan memandangi matahari, seseorang bisa menyerap energi surya dan membuatnya menjadi pengganti kalori yang diperoleh dari makanan. Kebiasaan ini awalnya berasal dari daerah Eropa dan beberapa grup religi menganggap terapi ini bisa memperbaiki mata dan membantu tidur nyenyak.
Konsep diet ini memerlukan waktu untuk berdiri menghadap matahari selama 10 detik di hari pertama. Kemudian, terus menambahkan sepuluh detik dalam hari-hari selanjutnya, hingga mencapai 44 menit dalam sembilan bulan.
"Kami berlatih memandangi matahari sebagai pengganti makan. Beberapa di antara kita yang sudah menjalankan terapi makannya jadi sedikit, beberapa lainnya bahkan tak makan sama sekali,"
pelaku diet tersebut menyebutkan dengan melihat ke matahari memungkinkan tubuh untuk menyerap energi matahari. Ini dirasakannya menjadi pengganti kalori sehingga mereka tidak perlu lagi makan. "Kami berlatih menatap matahari sebagai pengganti makan," kata salah satu pelaku diet.
Ia mengklaim beberapa dari kelompok pelaku diet sinar matahari tersebut berangsur-angsur mengurangi porsi makan. Cara ini juga digunakan sekaligus sebagai bentuk praktik ibadah sesuai kepercayaan yang dianut.
Dermatolog Hou Xiang Jun, kepada DailyMail mengungkapkan keprihatinannya terhadap tren baru ini. Jun mengatakan sebagai wilayah subtropis, Hong Kong mendapat limpahan tingkat tinggi cahaya ultraviolet dan pantulan cahaya matahari dari permukaan air mengakibatkan penyerapan cahaya matahari yang terlau banyak.
"Meskipun sudah dilapisi dengan tabir surya, itu hanya akan mengurangi kerusakan antara lima sampai enam persen saja. Payung atau topi hanya akan melindungi 10-20 persen. Paparan sinar matahari yang berlebihan akan meningkatkan risiko kanker kulit," tambah Jun.
Ahli ophthalmologi pun tidak urung urun rembug juga terhadap maraknya tren ini. Penyakit konjungtival, katarak dan degenerasi mokular adalah potensi efek samping dari kebiasaan menatap matahari secara langsung.