Sepuluh Fakta Exstrim Kota Jakarta

Sepuluh Fakta Exstrim Kota Jakarta Jakarta siapa yag tidak mengetahui kota yang sangat padat penduduknya ini, banyak sekali peluang kerja di kota jakarta ini dan banyak jug banyak tingkat kriminalitas di kota tersebut, kota yang menjadi ibu kota Negara Indonesia tercianta ini banyak sekali orang-orang pereantauan dari berbagai suku dan berbagai wilayahnya, di seluruh indonesia, tapi taukah anda tentan fakta-fakta Exstrim mengenai kota Motropolitan ini :

berikut ini adalah Sepuluh Fakta Exstrim Kota Jakarta diantaranya

1. Tukang Parkir yang Tiba-Tiba Muncul

Sepuluh Fakta Exstrim Kota Jakarta
Sepuluh Fakta Exstrim Kota Jakarta

Kasus kriminalitas yang tinggi selalu membayangi kota-kota besar di dunia tak terkecuali Jakarta. Mentang-mentang banyak preman, setiap lokasi di ibu kota ini baik itu rumah makan, sekolah, kantor, sampai warung tegal ada yang jagain. Para penjaga ini bukan polisi atau lembaga keamanan yang resmi lho, melainkan tukang parkir.

Tukang parkir bisa tiba-tiba muncul tanpa kita duga sebelumnya. Padahal mereka tidak ada di sana ketika kita lagi ribet-ribetnya mau markir kendaraan. Namun, sim salabim giliran udah mau keluar bunyi peluit terdengar dan sambil mengatur lalu lintas mereka gak lupa minta upah. Yang lebih menyebalkan lagi adalah para juru parkir liar ini juga menaikkan tarif parkir sesuka hati.


2. Jumlah Sampah di Jakarta Sama dengan Berat 2.000 Ekor Gajah

Sepuluh Fakta Exstrim Kota Jakarta
Sepuluh Fakta Exstrim Kota Jakarta

Sampah, sampah dan sampah itu mungkin salah satu gambaran kota Jakarta. Kota terbesar di Indonesia ini tidak pernah selesai berurusan dengan sampah, bahkan kita bisa lihat bagaimana sungai Ciliwung kini bak tempat pembuangan akhir yang dipenuhi dengan sampah.

Kondisi sampah di Indonesia memang cukup memprihatinkan, terlebih di Jakarta. Kondisi sampah di Jakarta saat ini mencapai 6.700 ton per hari. Menurut Ketua Jakarta Aksi Lingkungan Indah (Jali Two) Prakoso, jika diasumsikan berat satu ekor gajah dewasa 3 sampai 4 ton, maka setiap harinya ada 2.000 ekor gajah yang dikumpulkan di TPA per hari.


3. Jalan Raya Jakarta Adalah Medan Ranjau Paku

Sepuluh Fakta Exstrim Kota Jakarta
Sepuluh Fakta Exstrim Kota Jakarta

Jalan raya ibukota tidak benar-benar aman dilewati pengendara lho. Banyak jebakan batman di sana dan yang paling sering terjadi adalah ranjau paku. Trik ini biasanya dilakukan oleh oknum tambal ban yang tidak bertanggung jawab yang ingin mendapatkan pelanggan yang banyak.

Mirisnya, siasat ini mulai marak lagi di Jakarta. Kini hampir seluruh daerah di Jakarta telah penuh dengan ranjau paku maupun potongan besi dari jari-jari payung. Di kutip dari laman Kompas, beberapa daerah yang menjadi konsentrasi penyebaran ranjau ini antara lain di sepanjang Grogol menuju Roxy melalui fly over Roxy hingga ke daerah Cideng, Jakarta Pusat. Bayangkan saja dalam satu kali operasi, tim pembersih ranjau paku dapat mengumpulkan 2,5 ton paku sehari.


4. Sebanyak 80% Warga Bantaran Kali di Jakarta Berasal dari Luar Kota

Sepuluh Fakta Exstrim Kota Jakarta
Sepuluh Fakta Exstrim Kota Jakarta

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memprediksi 80% dari warga yang tinggal di bantaran kali dan waduk bukanlah warga asli Jakarta. Meraka berasal dari daerah lain yang datang ke Jakarta untuk mengadu nasib. Mereka betah tinggal di daerah kumuh karena harga sewanya yang sangat murah.

Membludaknya penduduk luar daerah yang datang ke Jakarta inilah yang dianggap sebagai salah satu penyebab makin semrawutnya kota itu termasuk menjadi dalangpenyebab datangnya banjir tahunan di sana. Bagaimana tidak bantaran kali yang seharusnya steril dari pemukiman malah dimanfaatkan untuk tempat tinggal yang akhirnya mempersempit daerah aliran sungai.

5. Di Jakarta Suku Jawa Lebih Banyak Ketimbang Betawi

Sepuluh Fakta Exstrim Kota Jakarta
Sepuluh Fakta Exstrim Kota Jakarta

Suku Betawi memang penduduk asli Jakarta. Pada tahun 1930-an Betawi menjadi etnis mayoritas di Jakarta, tetapi lama kelamaan jumlahnya terus menurun. Berkurangnya etnis Betawi ini disebabkan karena program pembangunan yang cukup besar di Jakarta sejak tahun 1970-an. Hal ini menyebabkan banyak warga Betawi yang pndah ke pinggiran kota, seperti Depok, Tangerang dan Bekasi.

Menurut data sensus tahun 2000, tercatat etnis Jawa menguasai Jakarta dengan prosentase jumlah penduduk sebanyak 35,16 % sedangkan Betawi hanya ada di peringkat kedua dengan 27,65% saja. Sisanya adalah etnis Sunda (15,27%), Tionghoa (5,53%), Batak (3,61%), Minangkau (3,18%), Melayu (1,62%), Bugis (0,59%), Madura (0,57%), Banten (0,25%), dan Banjar (0,1%)

6. Jumlah Kendaraan di Jakarta Lebih Banyak dari Jumlah Penduduknya


Sepuluh Fakta Exstrim Kota Jakarta
Sepuluh Fakta Exstrim Kota Jakarta

Kemacetan di jalan-jalan protokol kota Jakarta adalah pemandangan yang lazim terjadi. Kalina tahu apa penyebabnya? Tentu saja adanya pertumbuhan jumlah kendaraan yang tidak sebanding dengan pelebaran jalannya. Menurut data tahun 2010 ternyata jumlah kendaraan yang ada di Jakarta lebih banyak ketimbang jumlah penduduknya.

Di Jakarta ada sekitar 11 juta kendaraan sedangkan jumlah penduduknya hanya sekitar 9,5 juta jiwa. Belum lagi ditambah kendaraan-kendaraan lain yang datang dari kota lain seperti Bekasi, Depok dan Tangerang, jadi sudah jelas dari mana asal penyebab macet yang parah di Jakarta bukan?

7. Kehidupan Malam yang Ganas di Jakarta

Sepuluh Fakta Exstrim Kota Jakarta
Sepuluh Fakta Exstrim Kota Jakarta

Kita tentu masih ingat tentang peluncuran buku yang sempat menuai kontroversi di beberapa tahun silam yang mengupas tuntas kehidupan malam kota Jakarta? Ya, buku Jakarta Undercover karya Moammar Emka ini membuka sisi gelap kehidupan warga Jakarta. Ia melakukan riset langsung ke pusat-pusat kehidupan malam seperti kafe, panti pijat dan tempat-tempat tersembunyi lainnya di sana.
Hasilnya ia menuliskan tidak kurang dari 400 tempat hiburan yang tersebar di Jakarta. Banyak tempat hiburan itu yang berkedok karaoke, hotel, kelap, spa, sauna, hingga panti pijat. Tidak sedikit pula private party ini diadakan di ‘bawah tanah’ yang lebih liar dan tak terduga belumnya. Jadi jangan tertipu dengan casing luar Jakarta yang mewah saja ya.

8. Warga Jakarta Suka Memakai Headset Untuk Menghindari Aksi Hipnotis

Sepuluh Fakta Exstrim Kota Jakarta
Sepuluh Fakta Exstrim Kota Jakarta

Mungkin saat pergi ke Jakarta kita sering menjumpai warga yang kesana-kemari memakai headset. Mereka menggunakan headset bukan karena para warga Jakarta itu pecinta musik lho. Melainkan untuk tujuan khusus lainnya, seperti menjaga mereka agar pikirannya tidak kosong.

Banyak aksi kejahatan terjadi di kawasan umum di Jakarta. Misalnya saja di dalam angkutan umum banyak penumpang yang menjadi korban pencurian dan pemerasan dengan modus gendam atau hipnotis. Nah untuk menghindari hal-hal itulah mereka sering mendengarkan musik menggunakan headset agar pikiran mereka tidak kosong sehingga tidak terkena hipnotis.


9. Jakarta Adalah Rumah Bagi Gelandangan

Sepuluh Fakta Exstrim Kota Jakarta

Menurut sensus tahun 2000 ada sekitar 28.364 orang yang tidak memiliki rumah dan hidup di jalanan kota Jakarta, Indonesia. Permasalahan ini tentu menjadi beban pembangunan nasional di negara berkembang ini. Gelandanagn dan pengemis merupakan potret kemiskinan yang hidup diperkotaan. Hal ini disebabkan faktor ekonomi dan kebutuhan hidup yang semakin mendesak.

Iming-iming mudahnya mencari uang di Jakarta juga menjadi penyebab banyak orang dari kampung berbondong-bondong menyerbu Jakarta tanpa dibekali skill yang memadai. Akhirnya mereka menjadi gelandangan di kota sebesar Jakarta.


10. Menyeberang di Jalan Raya Jakarta dengan Selamat Adalah Hal yang Hampir Mustahil

Sepuluh Fakta Exstrim Kota Jakarta
Sepuluh Fakta Exstrim Kota Jakarta

ika berada di Jakarta jangan samakan dengan di kampung yang bisa seenaknya nyeberang jalan, di sana kita bisa jadi santapan empuk pengendara kendaraan. Hampir tidak ada tempat yang aman untuk menyeberang jalan di Jakarta. Kalau kalian pikir akan aman menyeberang di zebra cross saat traffic light merah maka kalian musti berfikir ulang.

Di Jakarta banyak pengendara yang hobinya nyelonong hingga tidak memperhatikan rambu lalu lintas. Tida sampai di situ saja, trotoar yang disediakan khusus pejalan kakipun di serobot para pengendara untuk di jadikan jalan pribadi, tidak hanya itu bahkan jembatan penyeberangan pun tidak luput dari serobotan pengendara motor. So, di mana lagi tempat aman menyeberang?

Ya, itulah Fakta-Fakta Ekstrim Mengenai Ibu Kota Kita Tercinta, Jakarta dengan 1001 macam permasalahan. Harapan besar ada di pundak Ahok sebagai gubernur baru untuk bisa membenahi kota Jakarta menjadi lebih baik dan lebih nyaman untuk di tempati

Related Posts: